Aku pernah menemui jam tanganmu dalam kondisi tak mellingkari tanganmu.

Ku cermati tiap pergeseran jarum yang mengarah ke angka 12, setiap perpindahan titiknya berupa kerinduan yang berputar. Tidak berujung !

Tapi bingkai kaca yang melindunginya membatasi pencermatanku akan bayangan yang dibentuk oleh ketiga jarum jam tanganmu itu. Apakah harus ku pecahkan ? tentu TIDAK !

Aku mengalah ..

Ku selesaikan pencermatanku akan jam tanganmu itu, setidaknya aku berupaya meletakkannya pada posisi yang sama seperti semula.

Sebenarnya masih terasa harapan dan sepenggal ingatan tentang hasil pencermatanku yang singkat itu, namun waktuku itu telah habis untuk mencermati waktumu.

Paling tidak , selama jarum-jarum jam itu berputar .. perpindahan titik yang berupa kerinduan itu akan tetap berada di sana , di antara jarum-jarum jam yang selalu mengarah ke angka 12 itu ..